Sabtu, 04 Oktober 2014

EKSISTENSIAL MENURUT KIERKEGAARD DAN JEAN PAUL SARTRE

HALOOOOOOO!!!!
APA KABAR SEMUA?????? BARU BACA BLOG SEBELUMNYA KAN? KARNA NUMPUK BAHANNYA JADI AKU POST LAGI NIHHH HEHE JGN BOSEN YA BACANYA. INI TENTANG EKSISTENSIALISME :)

NAH NAH NAH, UDAH PADA PENASARAN KAN??? YUK CEKIDOT!

Jadi secara etimologis yaitu ex (keluar), sistentia (berdiri).
Jadi manusia bereksistensi berarti manusia baru menemukan diri sebagai aku dengan keluar dari dirinya sendiri. Pusat diri seseorang terletak diluar dirinya, Ia menemukan pribadinya dengan seolah-olah keluar dari dirinya. 
     Eksistensialisme dari segi isi merupakan gaya berfilsafat. Filsafat harus bertitik tolak pada manusia konkrit, manusia sebagai eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi. 
 Nah, trus eksistensialisme ada punya ciri-ciri nihhhhhhh, yaitu:
1. Motif pokoknya dalah eksistensi, cara manusia berada.
2. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, karena bereksistensi berarti menciptakan diri secara aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
3. Mansia dipandang terbuka, belum selesai, karena terikat pada dunia sekitarnya, khususnya pada sesamanya.
4. Memberi penekanan pada pengalaman konkrit.


NAH, KALO MENURUT KIERKEGAARD BEGINI NIH,


    Ini yuk kita cari tau dulu siapa Kierkegaard ini. Nama lengkap beliau adalah Soren Aabye Kierkegaard, lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Ia belajar teologi di universitas Kopenhagen, namun tidak selesai. Terutama saat 3 saudaranya, ayah, dan ibunya meninggal Ia mengalami krisis. Kierklegaard sempat menjauh dari temannya dan agama, sempat juga bertunangan dengan Regina Olsen, tetapi tidak jadi menikah. Kemudian pada tahun 1849 Ia kembali lagi ke agamanya (kristen). Ia meninggal pada tahun 1855 sebagai orang yang religius dan dipandang sebagai tokoh di gerejanya. Kierkegaard juga dikenal sebagai bapak eksistensialisme, aliran filsafat yang berkembang 50 tahun setelah kematiannya.

   Ini nih pokok ajaran beliau,
~Kritiknya terhadap Hegel
~Yang ada itu adalah manusia konkret yang semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan, manusia itu eksistensi.
~Menurt Kierkegaard eksistensi berarti merealisir diri, mengikat diri dengan bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
~Hanya manusia yang bereksistensi, karena dunia, binatang, serta Tuhan sekalipun hanya "ada".

Ada 3 cara bereksistensi (3 sikap terhadap hidup) : Sikap estetis, etis, dan religius.
~Sikap Estetis : Cara hidup yang amat bebas, merengguh sebanyak mugkin kenikmatan yang dikuasai oleh perasaan.
~Sikap Etis : Sikap menerima kaidah-kaidah moral, suara hati dan memberi arah pada hidup.
~Sikap Religius : Berhadapan dengan Tuhan, karena manusia religius percaya pada Allah.

Pernyataan Parmenides hingga Hegel :
'Berpikir sama dengan berada', ditolak oleh Kierkegaard, karena menurutnya 'percaya itu sama dengan menjadi'. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yang pasif, atau sebagai pemain atau individu yang menentukan sendiri eksistensinya dengan mengisi kebebasannya.

Setiap orang adalah campuran dari ketakterhinggaan dan keterhinggaan. 

Manusia hidup dalam 2 dimensi yaitu:
1. keabadian
2. waktu
Kedua dimensi itu bertemu dalam "saat'. Saat adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dalam saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu loncatan dari waktu ke keabadian.

Eksistensi manusia dalah tugas yang harus dijalani dengan kesejatian sehingga orang tidak tampil dengan semua. Jika eksistensi adalah suatu tugas, Ia harus dihayati sebagai suatu yang etis dan religius dan disertai oleh tanggung jawab.

Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata.
Kierkegaard bukannya menolak adanya kemungkinan bagi manusia untuk bergabung dengan yang lain, "hanya setelah individu itu mencapai sikap etis barulah penggabungan bersama dapat disarankan. Kalau tidak, penggabungan individu yang lemah sama memuakkan seperti perkawinan antara anak-anak."


HEHEHE SEKIAN LOHYA MENGENAI EKSISTENSIAL MENURUT KIERKEGAARD. NAHNAHNAH, LANJUT YUK KE MENURUT JEAN PAUL  SARTRE :)

Ini ya temen-temen pemikiran Filsafat Sartre
Pemikiran Satre ini susah dijelaskan, bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sebagai dirinya sendiri.
Untuk manusia, eksistensi adalah keterbukaan, beda dengan benda lain yang keberadaannya sekaligus berarti esensinya. Eksistensi mendahului esensi. Asas pertama untuk memahami manusia harus mendekatinya sebagai subyektivitas. Apapun makna yang diberikan pada eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang menjadi beban kita jauh lebih besar dari sekedar tanggung jawab terhadap diri kita sendiri. 
Sartre membedakan kata "berada dalam diri" dengan "berada untuk diri". Berada dalam diri berarti berada  dalam dirinya, berada itu sendiri. Kalau berada untuk diri berarti berada dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri. Jika kita secara refleksif meginsyafi cara kita mengarahkan diri pada objek, kesadaran kita diberi bentuk kesadaran akan diri. Tuhan tidak terlibat dalam putusan yang diambil oleh manusia, karena manusia adalah kebebasan dan bertanggungjawab.
Tanpa kebebasan eksistensi manusia menjadi absurd. 
Kenyataan-kenyataan yang mengurangi kebebasan manusia adalah sbb:1. Tempat kita berada : Situasi yang memberi struktur pada kita, tetapi juga kita beri struktur.
2. Masa lalu : Tidak mungkin meniadakannya karena masa lalu menjadikan kita sebagaimana kita sekarang.
3. Lingkungan sekitar
4. Kenyataan adanya sesama manusia dengan eksistensinya sendiri.
5. Maut : Tidak bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.

Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelma sebagai wujud yang bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia. Tubuh sebagai orientasi mengukuhkan kehadiran kita sebagai eksistensi. 
Komunikasi merupakan suatu hal yang aprior, tak mungkin tanpa adanya sengketa, karena setiap kali orang menemui orang lain pada akhirnya akan terjadi saling obyektifikasi, yang seorang seolah-olah membekukan orang lain. 
Sedangkan cinta adalah bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa karena obyektifikasi yang tak terhindarkan.

sumber: ppt KBK FILSAFAT

ASIIIIIK! KELAR NIHHHH, Nah sekian ya untuk malam ini teman-teman. semoga bermanfaat untuk kalian semua. SELAMAT MALAM:*

MANUSIA DAN ETOS KERJA

Halo semuaaaa!
Udah lama nih ga ngepost karna emang kmarin lagi libur uts dan lagi ada acara fieldtrip ke KAMPUNG BETAWI!! Yeeeeey🎉
Nahhhh, kenapa hari ini ngepost lagi? Iyadong karena aku udah dapet bahannya, apa? MANUSIA DAN ETOS KERJANYA. Langsung aja yuk!


Latar belakang dan sejarah

Masyarakat Yunani dan Abad Pertengahan

Kita mengambil pandangan dua tokoh nih, jadi ada Plato dan Aristoteles.
Kita mulai dari Plato.
Plato jarang mengngkat topik pekerjaan, ia malah lebih sering mengenI jiwa. Menurut Plato, Jiwa manusia memiliki struktur yang memuat tiga hal, yaitu: rasionalitas, keberanian dan keinginan.
Dan dari beberapa teorinya dapat disimpulkan bahwa menurut Plato, aktivitas penting bagi manusia adalah berpikir.
Sedangkan kalo memurut Si Aristoteles, segala sesuatu yang berhubungan dengan badan kurang bernilai, yang bernilai adalah aktifitas intekektif atau berfikir. 

Masyarakat Reformasi dan Industrialisasi

Perubahan pandangan tentang makna kerja adalah saat masa Patriotisme dan industrialisme. 
Menurut Marx Weber, kerja adalah sarana untuk mengembangkan pribadi dan dunia serta sarana bagi keselamatan jiwa.
Sedangkan menurut Calvin, kerja adalah ungkapan rasa memiliki terhadap kerajaan surga.
Perubahan ini terjadi seiring dengan kesadaran manusia yang semakin besar untuk mengakui dirinya sebagai subjek.

Pandangan beberapa tokoh

John Locke

Pekerjaan menciptakan hak yang disebutnya sebagai hak alamiah.
3 argumen dasar penempatan kerja:
- kelekatan kerja pada tubuh manusia
- kerja merupakan perwujudan diri manusia
- kerja berkaitan dengan hidup

Adam Smith

Seluruh kebudayaan adalah hasil dari pekerjaan manusia.
Pekerjaan terbagi atas dua kelompok:
- pekerjaan produktif
- pekerjaan tidak produktif

George Wilhelm Friedrich Hegel


Pekerjaan sebagai keseluruhan konteks kegiatan manusia.
Kerja merupakan sesuatu yang dinamis, berkembang dan menjadi sarana bagi manusia untuk menyadari dirinya melalui taraf dialektif yang semakin mendalam.
Artinya, manusia menemukan diri apabila menyadari sepenuhnya apa yang dikerjakan.

Karl Marx

Pekerjaan sebagai realisasi diri melalui objektifasi.
Terdapat dua dimensi yaitu dimensi personal da dimensi sosial.
Pekerjaan dapat menghubungi manusia dengan manusia lain bahkan yang beda generasi.

Hakikat Kerja

Definisi Kerja

Dapat disimpulkan bahwa kerja adalah wabah bagi pembentukan diri manusia dalam membangun dunianya.
Kita dapat menilai suatu kegiatan di sebut kerja atau tidak dari 3 faktor berikut:
- keterlibaan dimensi subjek secara intensif
- hasil yang bermanfaat
- mengeluarkan energi
Dari 3 faktor itu daat disimpulkan kalau kerja merupakan suatu kegiatan yang direncanakan, yang melibatkan pikiran dan kemauan yang sungguh-sungguh serta memiliki tujuan yang ingin dicapai.



Kerja Manusia vs Kerja Hewan
Kerja manusia tidak jauh berbeda dari binatang. Namun dalam taaran intelektif sangatlah berbeda.
1. Jenis energi yang dikerahkan.
2. Hasil kerja.
3. Dorongan kerja.
4. Makna kerja.

Dua Elemen kerja

Elemen subjek dan elemen objek.
Elemen subjek, potensi atau kekuatan yang melekat dalam diri manusia. Meliputi pikiran, kenginan, hati, kebebasan, kehendak dan kemampuan.
Elemen objek, pendukung untuk merealisasikan pikira, rencana, serta kehendaknya.
Meliputi dukungan.

Tiga Dimensi Kerja

1. Dimensi Personal
2. Dimensi Sosial
3. Dimensi Etis

Eros Kerja



Konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakinin oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui prilaku kerja mereka secara khas.

Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
1. Orientasi ke masa depan
2. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna efesien dan efektivitas bekerja
3. Tanggung jawab
4. Hemat dan sederhana
5. Persaingan sehat

Menurut A. Tabrani Rusyan (1989)
1. Pendorong timbulnya perbuatan
2. Penggairah dalam aktivitas
3. Penggerak, seperti mesin bagi mobil


Cara Menumbuhkan Etos Kerja:

1. Menumbuhkan sikap optimis:
- mengembangkan semangat dalam diri
- peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai
- motivasi diri untuk bekerja lebih maju


2. Jadilah diri anda sendiri
3. Keberanian untuk memulai
4. Kerja dan waktu

Kerja Bermartabat

Kerja bermartabat ialah komitmen setiap organisasi untuk membangun lingkunga kerja yang kondusif dan positif sedemikian rupa sehingga tebangun hubungan kerja yang manusiawi.

Beberapa prinsip yang mengacu sebagai pendefenisi kerja bermartabat meliputi hak seorang oekerja untuk:
1. Diperlakukan secara bermartabat
2. Bekerja dalam lingkungan atau suasana kerja yang bebeas dari kekerasan dan pelecehan
3. Bebeas dari ketakutan dan diskriminasi
4. Menerima penghargaan atas ketersmpilan dan kemapuan profesionalnya
5. Menerima penghasilan yang layak

Pekerjaan memiliki nilai-nilai tangung jawab, keadilan, kejujuran dan kepercayaan.

Etos kerja di Jerman

Miitelstand
secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai kelas menengah. Inti dari Mittelstand: etos kerja radikal, spesialisasi, familiaritas, kejujuran, konsertivisme keuangan, investasi pada manusia, dan pemerintah kompeten.


Etos Kerja dan Spesialisasi

Semboyan di Jerman adalah "Work hard, play hard." artinya, orang yang bekerja banyak harus berpesta banyak juga. Ga kerja makanya ga akan berpesta. itu yang di maksud etos kerja radikal.

Familiaritas dan Konservatisme

Keluargaan bersifat tidak merusak produktivitas, justru sebaliknya, pabrik sepatu Meindi menjadi eksportir besar.
Jujur dan Konservatisme, contohnya pabrik yang tidak ingin mendapatkan uang cepat karena bermain saham atau menipu bank.
Keduanya merupakan ciri-ciri dari Mittelstand.

Etos kerja radikal, spesialisasi kerja dan produksi, familiaritas, kejujuran, konservatisme keuangan, investasi pada manusia, dan pemerintah yang kompeten adalah roh dari MIttelstand Jerman yang membuat negara relatif kecil ini bertahan di tengah berbagai krisis finansiak yang mengguncang seluruh dunia.


sumber: ppt KBK FILSAFAT

YEEEY!!! AKHIRNYA KELAR!!!!! SENENG BANGET NYONYONYO apaansih?! udah yaaaaa, sekian postingan aku tentang manusia dan etos kerja. sampai jumpa dan semoga bermanfaat! DADAH!!!!